RUBRIKASI di media baik cetak maupun online yang diperuntukkan bagi kalangan remaja (pelajar SMP dan SLTA) ataupun rubrik yang layak diisi oleh mereka, bagi mayoritas pelajar belum banyak direspon para pelajar di Jepara. Boleh dikata rubrik-rubrik yang ada setiap pekannya menjadi mubazir.
Hal itulah yang diikhtiari oleh Madrasah Aliyah (MA) Walisongo Pecangaan, Jepara dengan menggelar Workshop Jurnalistik Ramadhan, Kamis-Jum’at (10-11/09) lalu. Kegiatan yang dipusatkan di laboratorium multimedia dan halaman sekolah tersebut diikuti oleh puluhan peserta.
Zakki Amali, kolumnis muda asal Jepara sangat menyayangkan para pelajar di Jepara jarang mengisi kolom-kolom remaja yang sejatinya disediakan untuk pelajar SMP maupun SLTA. Sehingga, penggiat Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Paradigma STAIN Kudus ini membeberkan pentingnya tulis-menulis dan menjelaskan beberapa media yang layak dikirimi tulisan dan menjadi ruang terbuka bagi mereka untuk berekspresi.
Pemateri lain, cerpenis muda asal Grobogan, Richa Miskiyya menceritakan pada peserta pengalaman tulisan yang kali pertama dimuat disebuah media. Dari situlah akhirnya hingga saat ini aktivis LPM Missi IAIN Walisongo Semarang ini dalam dunia menulis mengkhususkan menulis cerita anak dan cerita remaja. Kepada para peserta Richa berharap agar niat, tekad, dan kadang nekat amat diperlukan bagi para pemula untuk terus berusaha menjadi penulis yang bisa menembus media konvensional.
Pendampingan
Meski belum maksimal, namun upaya pendampingan yang dijalankan sekolah tersebut telah menuai beberapa keberhasilan. Demikian diungkapkan Syaiful Mustaqim, kontributor media online sekaligus pembina jurnalistik MA Walisongo Pecangaan. Sejak 2008-2009 telah menorehkan beberapa prestasi. Diantaranya juara harapan I dan II Lomba Penulisan Cerpen se-Kabupaten Jepara tahun 2008. Tahun 2009 memperoleh juara II se-Kabupaten Jepara dan Juara III Se-Karesidenan Pati dalam Lomba yang sama.
“Beberapa tulisan siswa-siswi telah dipublikasikan di salah satu media nasional,” ungkap Mustaqim. Ia berharap, pascaworkshop para peserta lebih giat menulis di berbagai media serta berpartisipasi dalam perlombaan penulisan mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Selain para peserta mendapatkan materi ilmu jurnalistik dari para pembicara, workshop tersebut juga disisipi dengan role play, out bond, pemutaran film religi “Perempuan Berkalung Sorban,” dan pembacaan cerpen oleh Kartika Catur Pelita, salah seorang cerpenis asal Jepara. (Muhammadun S-86)
Hal itulah yang diikhtiari oleh Madrasah Aliyah (MA) Walisongo Pecangaan, Jepara dengan menggelar Workshop Jurnalistik Ramadhan, Kamis-Jum’at (10-11/09) lalu. Kegiatan yang dipusatkan di laboratorium multimedia dan halaman sekolah tersebut diikuti oleh puluhan peserta.
Zakki Amali, kolumnis muda asal Jepara sangat menyayangkan para pelajar di Jepara jarang mengisi kolom-kolom remaja yang sejatinya disediakan untuk pelajar SMP maupun SLTA. Sehingga, penggiat Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Paradigma STAIN Kudus ini membeberkan pentingnya tulis-menulis dan menjelaskan beberapa media yang layak dikirimi tulisan dan menjadi ruang terbuka bagi mereka untuk berekspresi.
Pemateri lain, cerpenis muda asal Grobogan, Richa Miskiyya menceritakan pada peserta pengalaman tulisan yang kali pertama dimuat disebuah media. Dari situlah akhirnya hingga saat ini aktivis LPM Missi IAIN Walisongo Semarang ini dalam dunia menulis mengkhususkan menulis cerita anak dan cerita remaja. Kepada para peserta Richa berharap agar niat, tekad, dan kadang nekat amat diperlukan bagi para pemula untuk terus berusaha menjadi penulis yang bisa menembus media konvensional.
Pendampingan
Meski belum maksimal, namun upaya pendampingan yang dijalankan sekolah tersebut telah menuai beberapa keberhasilan. Demikian diungkapkan Syaiful Mustaqim, kontributor media online sekaligus pembina jurnalistik MA Walisongo Pecangaan. Sejak 2008-2009 telah menorehkan beberapa prestasi. Diantaranya juara harapan I dan II Lomba Penulisan Cerpen se-Kabupaten Jepara tahun 2008. Tahun 2009 memperoleh juara II se-Kabupaten Jepara dan Juara III Se-Karesidenan Pati dalam Lomba yang sama.
“Beberapa tulisan siswa-siswi telah dipublikasikan di salah satu media nasional,” ungkap Mustaqim. Ia berharap, pascaworkshop para peserta lebih giat menulis di berbagai media serta berpartisipasi dalam perlombaan penulisan mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Selain para peserta mendapatkan materi ilmu jurnalistik dari para pembicara, workshop tersebut juga disisipi dengan role play, out bond, pemutaran film religi “Perempuan Berkalung Sorban,” dan pembacaan cerpen oleh Kartika Catur Pelita, salah seorang cerpenis asal Jepara. (Muhammadun S-86)
(Suara Merdeka, 15 September 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar