Pendidikan yang Efisien adalah Pendidikan yang Humanis
Menuntut ilmu bisa dilakukan di bangku pendidikan formal, misal di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Selain itu, ilmu bisa diperoleh di lingkungan sekitar. Misal dengan menghadiri seminar-seminar, membaca buku-buku pengetahuan, dan membaca biografi orang-orang yang sukses. Belajar dari lingkungan sekitar akan membuat kita lebih mengenal kehidupan nyata, bahwa dalam setiap kehidupan terdapat ilmu yang bermanfaat.
Hal tersebut disampaikan oleh Bahruddin dalam seminar "Kartini Sosok Kebangkitan Pelajar Menuju Pemberdayaan Berbasis Pendidikan dan Seni Budaya" yang diselenggarakan oleh IPNU-IPPNU Cabang Jepara, Jumat (21/5).
Menurut Bahruddin, pendiri sekolah alternatif Qaryah Thoyyibah Salatiga, pendidikan di lingkungan sekitar memang lebih efisien. Artinya, pendidikan yang diberikan sesuai dengan kemauan anak. Selain Bahruddin, seminar yang bertempat di Gedung NU Jepara juga dihadiri Elga Andriana.
Elga, aktivis pendidikan asal Yogyakarta, mengungkapkan bahwa pendidikan yang efisien adalah pendidikan yang humanis. Artinya, setiap orangtua tidak boleh memaksakan kehendak pada anak untuk bisa ini dan itu. Akan tetapi, biarlah anak yang berkembang dengan sendirinya.
Selain seminar pendidikan, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut juga diisi dengan berbagai perlombaan. Adapun lomba-lombanya meliputi turnamen bulu tangkis, sulam benang, menulis esai, rebana, makan mi tercepat, serta pemilihan raden mas-raden ajeng IPNU-IPPNU. Selain itu, dilaksanakan pula bazar buku, produk-produk sehari-hari, dan gebyar seni budaya.
M Muftil Umam, Ketua IPNU Cabang Jepara mengatakan bahwa kegiatan itu diselenggarakan dengan tujuan agar generasi muda memiliki semangat untuk belajar dengan tidak pernah mengenal putus asa dalam mencapai mimpi-mimpinya. Muftil menambahkan, melalui forum tersebut IPNU-IPPNU bisa lebih dikenal masyarakat dengan kegiatan-kegiatan positifnya.
"Saya berharap setelah menghadiri acara ini para remaja bisa punya semangat belajar yang lebih tinggi," tutur Muftil.
Sementara Santi Andriyani, Ketua IPPNU Cabang Jepara, mengatakan, melalui kegiatan tersebut para remaja perempuan tidak hanya berdiam diri di rumah tapi juga punya pengalaman berorganisasi, utamanya berkecimpung dalam IPNU-IPPNU. (Ulfatun Ni'mah)
(Kompas, 01 Juni 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar