Bisa kuliah dengan gratis atau tidak membayar menjadi dambaan setiap orang. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu. Hanya orang yang pintar dan beruntunglah yang mendapatkan kesempatan langka itu. Seperti halnya Siti Shofiyati warga desa Kedungmutih, kecamatan Wedung, kabupaten Demak ini. Berkat belajar tekunnya di MA Walisongo Pecangaan Jepara lulusan kelas XII IPA berhasil mendapatkan Beasiswa Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidik Misi) di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Biologi lewat jalur undangan.
Oleh karena itu putri Haryanto yang setiap hari bekerja menjadi nelayan dan tambak ini bisa melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi tanpa mengeluarkan biaya. Selain uang kuliahnya gratis, dia akan mendapatkan tambahan uang untuk biaya hidupnya sehari-hari sehingga hal ini akan benar-benar meringankan kedua orang tuanya.
”Ya ketika ada arahan dari bapak guru untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi Bidik Misi melalui jalur undangan saya pun mengikutinya dengan cara mengirimkan data secara online setelah itu ya menunggu saja. Alhamdulillah ketika pengumuman saya bisa lolos. Saya tidak menyangka sama sekali dan beberapa hari yang lalu saya sudah registrasi ke UNY”, ujar Siti Shofiyati yang ditemui di rumahnya Ahad (12/06)
Anak ketiga dari tiga bersaudara yang rumahnya di desa pesisir mengatakan, selepas lulus MA dia memang bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi seperti dua kakaknya. Meskipun harus nglajo dengan naik angkot dari rumah ke sekolah sejauh 10 Km dia jalani dengan senang hati Selain itu setiap hari dia juga belajar dengan rajin sehingga di sekolahnya dia mendapatkan peringkat ke 2 yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengikuti seleksi Bidik Misi.
Andaikata dia tidak lolos mendapatkan beasiswa keinginannya untuk kuliah pun tidak pupus begitu saja. Namun untuk mengirit biaya kuliah ia akan mendaftarkan ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena dia mendapatkan beasiswa ke UNY dengan senang hati ia pun menjalani untuk meraih cita-citanya bisa kuliah di Perguruan Tinggi.
”Melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi memang keinginan saya sejak dulu, saya ingin seperti kakak saya bisa meraih sarjana. Mudah-mudahan dengan mendapatkan beasiswa Bidik Misi ini kuliah saya nanti berjalan lancar,” harap Siti Shofiyati.
Sementara itu, Muyasiyah (50), ibu Shofiyati menyambut gembira atas diterimanya beasiswa Bidik Misi putrinya. Karena putri bungsunya memang punya keinginan besar untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya. Dengan pendidikan itulah diharapkan nantinya putra-putrinya kelak mempunyai masa depan yang baik, tidak seperti ayahnya yang hanya nelayan dan juga menggarap tambak.
Saat ini penghasilan tambak tidak seperti dahulu sehingga untuk makan sehari-hari saja cukup berat apalagi ditambah biaya sekolah ketiga anaknya. Sehingga untuk menambah penghasilan, dia juga berjualan kecil-kecilan dirumahnya, semua itu dilakukan agar pendidikan anak-anaknya berlangsung dengan baik.
”Ya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pemerintah karena putri kami mendapatkan beasiswa Bidik Misi ini mudah-mudahan sekolahnya bisa selesai seperti kedua kakaknya,” ujar Muyasiyah yang mendampingi Siti Shofiyati ketika diwawancarai.
Memang saat ini biaya kuliah di Perguruan Tinggi cukup mahal bagi orang tua berkategori kurang mampu. Oleh karena itu Bidik Misi ini adalah salah satu solusi untuk memberikan akses atau kesempatan bagi keluarga kurang mampu untuk menikmati sekolah di Perguruan Tinggi dengan tanpa biaya. Mudah-mudahan program ini bisa berjalan dengan baik dan sedapatnya kuota bisa ditambah setiap tahunnya agar si kurang mampu yang menikmati pendidikan di PT terus bertambah. (Fatkhul Muin/SM)
Oleh karena itu putri Haryanto yang setiap hari bekerja menjadi nelayan dan tambak ini bisa melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi tanpa mengeluarkan biaya. Selain uang kuliahnya gratis, dia akan mendapatkan tambahan uang untuk biaya hidupnya sehari-hari sehingga hal ini akan benar-benar meringankan kedua orang tuanya.
”Ya ketika ada arahan dari bapak guru untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi Bidik Misi melalui jalur undangan saya pun mengikutinya dengan cara mengirimkan data secara online setelah itu ya menunggu saja. Alhamdulillah ketika pengumuman saya bisa lolos. Saya tidak menyangka sama sekali dan beberapa hari yang lalu saya sudah registrasi ke UNY”, ujar Siti Shofiyati yang ditemui di rumahnya Ahad (12/06)
Anak ketiga dari tiga bersaudara yang rumahnya di desa pesisir mengatakan, selepas lulus MA dia memang bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi seperti dua kakaknya. Meskipun harus nglajo dengan naik angkot dari rumah ke sekolah sejauh 10 Km dia jalani dengan senang hati Selain itu setiap hari dia juga belajar dengan rajin sehingga di sekolahnya dia mendapatkan peringkat ke 2 yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengikuti seleksi Bidik Misi.
Andaikata dia tidak lolos mendapatkan beasiswa keinginannya untuk kuliah pun tidak pupus begitu saja. Namun untuk mengirit biaya kuliah ia akan mendaftarkan ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena dia mendapatkan beasiswa ke UNY dengan senang hati ia pun menjalani untuk meraih cita-citanya bisa kuliah di Perguruan Tinggi.
”Melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi memang keinginan saya sejak dulu, saya ingin seperti kakak saya bisa meraih sarjana. Mudah-mudahan dengan mendapatkan beasiswa Bidik Misi ini kuliah saya nanti berjalan lancar,” harap Siti Shofiyati.
Sementara itu, Muyasiyah (50), ibu Shofiyati menyambut gembira atas diterimanya beasiswa Bidik Misi putrinya. Karena putri bungsunya memang punya keinginan besar untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya. Dengan pendidikan itulah diharapkan nantinya putra-putrinya kelak mempunyai masa depan yang baik, tidak seperti ayahnya yang hanya nelayan dan juga menggarap tambak.
Saat ini penghasilan tambak tidak seperti dahulu sehingga untuk makan sehari-hari saja cukup berat apalagi ditambah biaya sekolah ketiga anaknya. Sehingga untuk menambah penghasilan, dia juga berjualan kecil-kecilan dirumahnya, semua itu dilakukan agar pendidikan anak-anaknya berlangsung dengan baik.
”Ya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pemerintah karena putri kami mendapatkan beasiswa Bidik Misi ini mudah-mudahan sekolahnya bisa selesai seperti kedua kakaknya,” ujar Muyasiyah yang mendampingi Siti Shofiyati ketika diwawancarai.
Memang saat ini biaya kuliah di Perguruan Tinggi cukup mahal bagi orang tua berkategori kurang mampu. Oleh karena itu Bidik Misi ini adalah salah satu solusi untuk memberikan akses atau kesempatan bagi keluarga kurang mampu untuk menikmati sekolah di Perguruan Tinggi dengan tanpa biaya. Mudah-mudahan program ini bisa berjalan dengan baik dan sedapatnya kuota bisa ditambah setiap tahunnya agar si kurang mampu yang menikmati pendidikan di PT terus bertambah. (Fatkhul Muin/SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar