Minggu, 27 Juni 2010

Gara-Gara Demam Bola

Cerpen Anak: Nur Halimah

“Ma, aku main dulu ya!” teriak Aldi pada mamanya yang sedang berada diruang tv. Aldi langsung berlari menghampiri kedua temannya yang sejak tadi menunggu di depan rumah untuk bermain sepak bola di lapangan ujung komplek.

”Aldi, jangan main terus, nanti kecapekan terus sakit, bagaimana? Sekarang juga mendung, sayang,” kata mama sembari menyusul menuju teras depan rumah.

”Iya ma, nanti malam juga Aldi bakalan belajar kok. Sekarang kan lagi musimnya piala dunia, kalau kita main bola, bakalan asyik ma,” jawab Aldi sambil melambaikan tangan pertanda akan pergi bermain dengan teman-temannya.

”Jangan sampai lupa waktu, kalau hujan cepat pulang. Nanti malam kamu tidak boleh nonton bola di tv, kamu harus mengerjakan PR. Ingat ya?” kata mama memberi pesan.
”Iya deh ma, Aldi akan ingat-ingat,” jawab Aldi.
* * *
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke lapangan, tempat Aldi dan teman-temannya bertanding bola. Di sana sudah banyak anak-anak seumuran Aldi yang sedang menunggu teman-teman yang lain berkumpul. Selang beberapa menit, pertandingan bola pun dimulai. Pertandingan itu berjalan sangat seru, tim Aldi awalnya tertinggal 0-1 dari tim lawan, berubah unggul dan bisa mengejar ketertinggalannya dengan skor 2-1 pada babak kedua.

Di tengah-tengah serunya pertandingan bola, tiba-tiba langit sangat gelap dan mendung. Siang itu memang baru pukul 15.00, tapi gelapnya seperti pukul 18.00.

Hujan dipastikan turun dengan derasnya. Tak berapa lama kemudian hujan turun sangat deras. Tapi, Aldi dan teman-temannya tak menghentikan pertandingan bola yang seru itu. ”Ayo! Kita lanjut terus mainnya, semakin licin lapangannya nanti bakalan tambah seru mainnya,” teriak Hendra, kapten tim dari lawan Aldi. Sejenak Aldi teringat pesan mama tadi, tapi melihat semangat teman-temannya yang ingin meneruskan permainan bola, Aldi jadi lupa pesan mama.

Ia tak mempedulikannya, permainan terus berlanjut ditengah-tengah guyuran air hujan yang deras membasahi tubuh mereka. Semangat perhelatan akbar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan itu mampu membius mereka terus bertanding. Bahkan menyaksikan pertandingan bola pada malam harinya hingga larut malam. Sampai-sampai mereka lupa belajar.

Akhirnya, pertandingan itu pun selesai dengan kemenangan tim Aldi, yaitu 2-1. Tapi, hasil itupun tak membuat tim lawan kecewa, mereka menganggap itu hanya sebagai permainan, pasti ada tim yang menang dan kalah. Sportivitas selalu mereka junjung tinggi.
* * *
Aldi tak juga keluar kamar untuk makan malam. Sehabis membersihkan badannya sepulang dari bermain bola, Aldi langsung mengurung diri di kamar. Mama mengira Aldi sedang mengerjakan tugas sekolah. Mama pun mengantarkan makan malam untuk Aldi ke kamarnya.

Setelah mama sampai di kamar Aldi, dilihatnya Aldi sedang menutupi seluruh badannya rapat-rapat dengan selimut. Mama hanya bisa geleng-geleng kepala, mama mengira Aldi saat itu sedang tidur. Tapi setelah didekati, badan Aldi ternyata menggigil, dahinya pun terasa sangat panas. Aldi demam gara-gara main bola sambil hujan-hujanan. Selain itu juga hampir tiap malam ia selalu begadang untuk menonton bola. ”Tadi Aldi memang ma,” ucap Aldi ditengah-tengah sakitnya.

”Iya sayang, tapi coba kamu lihat sekarang, kamu sakit kan gara-gara main bola sambil hujan-hujanan, iya kan? Mama tidak melarang kamu menyukai bola, tapi nggak boleh melupakan tugasmu sebagai pelajar. Kalau begini kan bakalan ketinggalan pelajaran, soalnya besok pasti tidak bisa berangkat sekolah.”

Aldi mengangguk lemah, ia pun sadar yang ia lakukan itu salah. Ia pun meminta maaf pada mama dan berjanji tidak akan membantah ucapan mama. Dia juga tak ingin terlalu terbawa suasana pesta piala dunia saat ini. Ia bisa mengetahui hasil pertandingan bola tanpa mengganggu jam belajarnya. (49)

(Suara Merdeka, 27 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar