Kementerian agama ngotot
Sayful Mujab, SHI MSI staf pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus mengaku melihat hilal dengan ketinggian hampir sebesar 1,5 derajat dengan elongasi lebih dari 5 derajat di sebelah selatan matahari.
Sayful adalah anggota Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kabupaten Jepara yang sejak tahun1990 selalu mengikuti kegiatan rukyat awal bulan.
Dan sejak tahun 2007 selalu bekerja di bawah sumpah departemen agama, kini disebut kementerian agama.
Menurut Sayful bukan hanya di Jepara yang bisa melihat bulan sabit dengan jelas, tapi ia juga mendapat informasi di Cakung Jakarta Utara, paling tidak ada beberapa orang lain petugas rukyat yang melihat bulan sabit.
"Ketinggian 1,5 derajat dengan elongasi lebih 5 derajat sudah temasuk cukup jelas untuk menetapkan awal bulan," kata Sayful (26 tahun) yang ditemui beritasatu.com. Sayful melakukan observasi melihat hilal pada hari Selasa (29/08) di Pantai Kartini Jepara mulai pukul 17.37 dan hilal dilihatnya pada pukul 17.39.
Namun, menurut Sayful, kementerian agama telah memiliki ketentuan awal bulan ditentukan bila hilal dapat dilihat minimal 2 derajat. "Tapi Kemendag tidak pernah memperhatikan soal elongasi," katanya.
Elongasi adalah jarak antara arah bulan dan matahari dalam satu baris horisontal. Dengan derajat elongasi maka seluruh benda-benda yang ada di sekitar matahari, semakin jauh akan semakin kelihatan. "Matahari itu ibarat bola lampu. Benda makin jauh dari lampu akan terlihat jelas,"ujarnya.
Kementerian agama ngotot
Meskipun ada tiga orang yang menyaksikan hilal, namun kementerian agama sepertinya tidak mau tahu. Sayful merasakan betapa besar tekanan dari Jakarta untuk penentuan hilal ini. Ia sempat ditelepon oleh pejabat dari Jakarta. "Kami cuma bisa melihat dan melaporkan tapi keputusan penentuan kapan puasa diakhiri dan idul fitri dimulai itu keputusan pemerintah pusat,"
Pejabat kementrian agama tersebut meragukan keakuratan pengidentifikasian benda langit yang dilakukan Sayful. "Jangan-jangan yang kamu lihat itu Venus,"kata Sayful menirukan suara di seberang telepon.
Sayful berkilah, Venus dengan mudah dapat dibedakan dari bulan. Dari segi ukuran dan bentuk sudah sangat berbeda antara venus dan bulan. Venus terlalu kecil dan tidak mungkin diidentifikasi sebagai hilal. Bahkan Jupiter yang lebih besar dari Venus tidak bisa dianggap hilal karena bentuk dan ukurannya sudah jauh berbeda dari pandangan mata. Apalagi Venus yang lebih kecil dibanding Jupiter.
Pejabat Kemenag tersebut berkali kali menyatakan bahwa hasil penglihatan Sayful tidak akurat. Di akhir pembicaraan Sayful berujar "kami cuma sebagai orang yang menyaksikan dan melaporkan. Untuk urusan diterima atau tidak laporan itu merupakan haknya Jakarta. (Ulin Yusron)
(Beritasatu.com, 30 Agustus 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar