Sabtu, 18 Februari 2012

Anak Cucu Einstein

Puisi: Shofwatun Amaliyah

termenung dalam rongga kepala
penuh dengan akar, pangkat dan kuadrat
mengalir dalam darah
jutaan rumus rumus-rumit
hasil, kali dan bagi

lamunan-lamunan terangan
merajut angka demi angka di awan

mata-mata berbinar dengan lensa
menyapu tiap halaman kamus-kamus tebal
tengkuk menunduk tanpa kutik
seperti manula memilah jarum dalam jerami
sindiran-sindiran lirih
datang dari tiap tiap pojok museum ilmu

warna-warni cairan kimia
menjadi pelangi bagi mereka
Newton, Archimedes, Pascal
sanak saudara mereka
kekekalan energy
adalah prinsip hidup mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar